Rahasia Ampuh ala Sambal BOA Leuwiliang Bisa Masuk Pasar Arab Saudi

Sambal merupakan makanan pendamping wajib hadir di setiap hidang sebagian masyarakat Indonesia. Selain rasa pedas yang mampu membuat santapan lebih nikmat, sambal ini memiliki banyak sekali varian rasa sehingga bisa disesuaikan dengan selera setiap penikmatnya. 

Atas keunikannya itu tak sedikit pengusaha mencari peluang di sana. Seperti halnya pasangan suami istri asal Jalan Moch Noh Nur, Kampung Sukaasih, RT 03/02, Kelurahan Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor

Mereka mencoba peruntungan membuat home industri makanan sambal yang dibranding dengan nama Sambal BOA Leuwiliang. Ketika  membaca merek sambal itu kalian akan dihadapkan pada sebuah pertanyaan, apa artinya BOA. 

BOA itu merupakan singkatan dari Berkah Oleh Allah. Penamaan itu diadopsi bertujuan agar setiap langkah-langkah kecil yang dilakukan dalam usahanya selalu diberkahi oleh Allah SWT. 

Sedangkan penyematan nama Leuwiliang dalam produk tersebut agar daerah Leuwiliang lebih dikenal oleh orang luas. Sehingga sambalnya bisa melekat dengan daerah tersebut dan menjadi ciri khas. 

“Leuwiliang itu nama daerah saya, jauh dari kota. Jadi, pengen ada kekhasan daerah gitu, biar jika suatu saat nanti sambal saya terkenal, daerah Leuwiliang juga terkenal. Begitu pun sambal saya terangkat karena daerah Leuwiliang,” ujar pemilik Sambal BOA Leuwiliang, Lidia Fuji Rahayu kepada Temumkm.com, (07/02/2025). 

Home industri ini dimotori oleh Lidia Fuji Rahayu bersama suaminya sejak tahun 2022. Saat itu suaminya sedang tidak mempunyai pekerjaan karena baru saja mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Ketika suatu waktu jam makan tiba, ia membuat sambal untuk suaminya. Suaminya takjub karena sambal yang dibuat oleh Lidia sangat enak, sehingga suaminya terpikir untuk menjual makanan tersebut secara luas.

”Bermula dari suami saya yang terkena PHK ketika pasca covid 2022. Kemudian saya masakin sambal, ketika itu suami saya bilang ini enak banget. Kenapa gak coba kita jual. Gitu kata suami saya, jadi bermulai di situ,” ucapnya.

Berkat nama yang terselip doa serta kegigihan Lidia beserta suaminya, Sambal BOA Leuwiliang berhasil menembus pasar Asia. Hal itu terjadi ketika ia mulai membuka pemasaran secara reseller.

”Produk kita pernah sampai di Saudi Arabia, Mekkah melalui reseller kami,” katanya. 

Lidia mengaku siap jika ada peminat dari luar negeri yang datang langsung memesan sambal kepadanya. Karena usahanya ini sudah berizin dan bekerjasama dengan expedisi internasional.

”Untuk pengiriman melalui expedisi dari kami sejauh ini belum ada. Tapi kami sudah siap dan bekerjasama dengan jasa pengiriman Choir Express jika sudah ada yang berminat,” ungkapnya.

”Kami juga sudah bersertifikat halal, dan sudah berizin edar DINKES P-IRT, dan sudah memiliki sertifikat Pelatihan Keamanan Pangan DINKES Kabupaten Bogor,” terangnya.

Lidia menjelaskan dalam sekali datang pesanan sambal untuk dikirim ke negara tersebut bisa mencapai 200 botol. Sedangkan produk harian Sambal BOA Leuwiliang ini berkisar 250 botol. 

“Jumlah produk untuk keluar negeri itu 200 botol per satu kali pengiriman. Sedangkan untuk produksi harian sih tergantung permintaan juga, kalau dirata-rata itu sehari 250 botol,” katanya. 

Selain pemasaran secara ekspor, Lidia juga melakukan pengiriman domestik dengan menyebar distributor di beberapa wilayah Indonesia. Menurutnya yang membuat sambal ini begitu diminati kerana rasa yang hadir dalam sambal tersebut sangat enak, dan mempunyai harga kompetitif.

”Bintuni – Papua Barat, Denpasar Utara – Bali, Tanggerang, Lowokwaru – Malang. Memang kami dipercaya karena rasa enak, varian yang banyak,” katanya. 

Lidia menerangkan, Sambal BOA Leuwiliang ini terdiri dari 10 varian rasa. Adapun rasa yang paling tinggi peminatnya itu adalah Sambal Matah Teri Medan dan Sambal Cumi Pete. 

”Kalau omzet dalam sebulan itu bisa dikumpulkan adalah sekitar Rp 10 juta. Untuk harganya itu mulai dari Rp 18 ribu sampai Rp 30 ribu, tergantung wilayah itu harga resmi satuan. Nah kalau distributor mulai dari Rp 13 ribu sampai Rp 15 ribu dengan minimal pembelian 50 botol,” tandasnya.

REPORTER: Syahrul Himawan