
Di tengah upaya meningkatkan ekonomi daerah, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi tulang punggung dalam menciptakan peluang kerja dan menggerakkan perekonomian lokal. Berbagai inisiatif dilakukan untuk meningkatkan daya saing UMKM, salah satunya adalah program pendampingan yang diberikan oleh PT Semen Indonesia melalui unit usahanya, PT Solusi Bangun Andalas (SBA).
Salah satu penerima manfaat program ini adalah kelompok usaha Puyuh Andalas atau dikenal sebagai Pulas, yang berbasis di Gampong Lampaya, Lhoknga, Aceh Besar. Kelompok ini telah menunjukkan bagaimana pendampingan yang tepat dapat mengubah usaha kecil menjadi sumber penghidupan yang menjanjikan.
Berdiri sejak beberapa tahun lalu, usaha ini dirintis oleh lima sekawan: Azwar, Muhammad Ikhsan, Firdaus, Heri Afriadi, dan Riski Kurniawansyah. Berawal dari modal kecil dengan 300 ekor burung puyuh petelur, kelompok ini mulai mengembangkan usaha peternakan telur puyuh. Namun, seperti banyak UMKM lainnya, mereka menghadapi tantangan besar, seperti keterbatasan modal dan fasilitas pendukung.
Melihat potensi usaha tersebut, SBA memberikan bantuan komprehensif kepada Puyuh Andalas setelah kelompok ini lolos uji kelayakan usaha pada tahun 2022. Bantuan yang diberikan meliputi 3.000 bibit burung puyuh, bangunan kandang seluas 120 meter persegi, rak telur, dan pakan burung. Tidak hanya berupa fasilitas fisik, SBA juga mendukung pengelolaan usaha dengan memberikan pelatihan penyusunan rencana usaha, bantuan pengurusan perizinan, hingga strategi pemasaran. Pendampingan ini membuat Puyuh Andalas mampu memasarkan produknya tidak hanya di pasar tradisional, tetapi juga di supermarket, pusat perbelanjaan, dan bahkan bekerja sama dengan Puskesmas setempat.
Saat ini, kelompok usaha Puyuh Andalas memproduksi hingga 4.000 butir telur puyuh setiap harinya dengan omzet harian sekitar Rp1,5 juta atau Rp45 juta per bulan. Angka ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan usaha, tetapi juga kontribusi nyata terhadap ekonomi lokal.
Menurut Muhammad Ikhsan, salah satu pendiri kelompok usaha, pendampingan dari SBA telah membawa perubahan besar dalam skala produksi dan jangkauan pasar. “Dengan pendampingan ini, kami bisa memperluas pasar dan meningkatkan produksi. Target kami pada tahun 2025 adalah memiliki kapasitas hingga 10.000 ekor burung puyuh untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat,” ujarnya.
Corporate Secretary Semen Indonesia, Vita Mahreyni, menyatakan bahwa program pendampingan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk mendukung pengusaha lokal. “Kami berharap, melalui pendampingan ini, UMKM seperti Puyuh Andalas dapat berdaya saing tinggi dan memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi daerah,” ujarnya.
Cerita sukses Puyuh Andalas menunjukkan pentingnya kolaborasi antara UMKM dan perusahaan besar dalam membangun ekonomi lokal. Bantuan yang tidak hanya berfokus pada modal, tetapi juga pada pengembangan kapasitas usaha, terbukti efektif dalam mendorong pertumbuhan UMKM. Program pendampingan seperti yang dilakukan SBA menjadi model yang patut dicontoh untuk menciptakan UMKM yang tangguh dan berkelanjutan. Dengan dukungan yang tepat, UMKM di berbagai daerah dapat menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia yang lebih kuat.
(Dilansir dari tribunnews.com)




