
Ketoprak selalu menjadi menu pilihan masyarakat Bogor sebagai bahan bakar mengawali hari. Di Kota Hujan sendiri, jajakan makanan khas orang Betawi atau Cirebon ini sudah sangat menjamur. Kalian bisa menemukannya di setiap sudut kota.
Namun tidak semua rasa yang tersaji di setiap ulekan bumbunya sama. Hal itu dipengaruhi perbedaan komposisi bumbu, olahan, atau kualitas bahan pokok yang digunakan.
Di Jalan Subadra, Bantarjati, Bogor Utara, Kota Bogor tepatnya di area Indraprasta, Warung Jambu terdapat sebuah gerobak penjual ketoprak dengan ciri khasnya yang berwarna biru dan merah.
Di tempat tersebut, makanan ketoprak yang disaji cukup unik. Keunikannya ini dapat dinikmati dari rasa dan tekstur bumbu yang kental. Selain itu komoditi lain seperti tahu, sangat menunjang rasa ketoprak itu sendiri, karena rasanya enak, dan konturnya kenyal.
Pemilik, Andi menerangkan, ia sudah menjalankan usaha ini selama 12 tahun. Dimulai pada tahun 2012 yang mangkal di Area Taman Kresna, tepatnya di Bantarjati, Bogor Utara, Kota Bogor.
“Saya sudah usaha ini selama 12 tahun. Ngerintis pada tahun 2012 di Lapangan Kresna di situ,” terangnya kepada Temumkm.com, (27/01/25).
Namun selama 5 tahun ia berjualan di area tersebut tidak mengalami peningkatan, akhirnya Andi memutuskan untuk pindah lokasi berjualan ke Area Indraprasta Warung Jambu.
“Karena penjualan tidak ada perkembangan dan bisa dibilang sepi jadi saya pindah ke tempat ini,” ucapnya.
Andi menuturkan, dalam sehari jika dirata-ratakan ia dapat menjual ketoprak kurang lebih 40 porsi dengan harga per porsinya Rp 13 ribu.
“Saya di sini sehari bisa menjual 40 piring. Harga satu porsinya itu Rp 13 ribu,” terangnya.
Sampai saat ini usahanya itu tidak memiliki legalitas. Namun Andi menerangkan hal itu tidak menjadi kendala baginya untuk berjualan. Yang berdampak pada usahanya ini ialah kenaikan harga bahan baku seperti cabai.
“Untuk kendala sih tidak ada. Paling saat ini saya kesulitan dari bahan komoditas seperti cabe yang harganya naik terus,” pungkasnya.




