Menteri UMKM Soroti Tantangan Digitalisasi dan Solusi bagi Pelaku Usaha

Transformasi digital telah menjadi aspek penting dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menyoroti sejumlah tantangan digital yang dihadapi pelaku usaha dalam memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk mereka.

Peningkatan Biaya Pemasaran di Platform Digital

Dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis, Maman mengungkapkan bahwa salah satu kendala utama yang sering dikeluhkan para pengusaha UMKM adalah meningkatnya biaya pemasaran di platform digital.

“Dulu, biaya pemasaran hanya berkisar 2 persen, namun kini meningkat menjadi rata-rata 8 hingga 12 persen. Hal ini memerlukan regulasi yang lebih jelas agar keseimbangan antara dukungan bagi UMKM dan keberlanjutan bisnis e-commerce dapat terjaga,” ujar Maman.

Meskipun demikian, Maman tetap mendorong UMKM untuk terus beradaptasi dengan teknologi digital. Menurutnya, kehadiran platform digital dapat membantu pelaku usaha menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan daya saing mereka.

Persaingan dengan Produk Impor

Selain persoalan biaya pemasaran, Menteri Maman juga menyoroti derasnya arus produk impor, khususnya dari China, yang membanjiri pasar Indonesia. Namun, ia menegaskan bahwa menutup akses terhadap platform digital bukanlah solusi terbaik.

“Yang perlu dilakukan adalah memastikan produk UMKM dapat diproduksi dalam skala besar dengan harga yang lebih kompetitif,” kata Maman. Salah satu strategi yang diusulkannya adalah penerapan sistem klasterisasi dalam produksi UMKM, yang dapat diimplementasikan melalui konsep holding UMKM.

Kolaborasi untuk Penguatan Ekosistem UMKM

Untuk menghadapi tantangan yang ada, Maman menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak guna memperkuat ekosistem UMKM. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dalam menyediakan pelatihan bagi pengusaha UMKM.

Menurut Maman, ketimbang membangun pusat pelatihan baru, lebih efektif jika kementeriannya memanfaatkan balai latihan kerja (BLK) yang telah tersebar di seluruh Indonesia. Dengan cara ini, pelatihan dapat berjalan lebih efisien tanpa membebani anggaran dengan pembangunan infrastruktur baru.

Digitalisasi memang membawa peluang besar bagi UMKM, tetapi juga menimbulkan berbagai tantangan yang perlu diatasi. Dari meningkatnya biaya pemasaran, persaingan dengan produk impor, hingga perlunya regulasi yang mendukung keberlangsungan UMKM, berbagai langkah strategis perlu dilakukan untuk memastikan pelaku usaha tetap kompetitif di era digital. Kolaborasi antara pemerintah, platform e-commerce, serta pelaku UMKM sendiri akan menjadi kunci dalam mewujudkan ekosistem usaha yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan.

(Dilansir dari antaranews.com)